LKD Day 1-Fatayat Kader Paling Strategis bagi NU
Pembukaan acara Latihan Kader Dasar (LKD) Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Tangerang Selatan resmi digelar pada hari ini, Sabtu, 17/05/2025. LKD ini merupakan LKD kedua yang diadakan oleh kepengurusan PC Fatayat NU Kota Tangerang Selatan di bawah pimpinan Hj. Iffaty Zamimah.
LKD batch 2 tahun 2025 ini mengusung tema ”Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya”. Peserta yang mengikuti latihan ini berjumlah 68 orang. Seperti LKD batch sebelumnya, LKD batch 2 ini kembali mengambil tempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Agama RI Jl. Ir H. Juanda No. 37, Cipayung, Ciputat, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten. Adapun tempat acara pembukaan berlangsung di gedung 1 lantai 4.
Hj. Iffaty Zamimah selaku Ketua PC Fatayat NU Kota Tangerang selatan mengaku bangga dengan jumlah peserta yang membludak pada tahun ini. Ini menunjukkan bahwasannya Fatayat sudah mulai menjadi pilihan dan salah satu organisasi kepercayaan masyarakat. Ia mengatakan ”Dengan bergabung dengan Fatayat, maka para kader akan diajak untuk selalu belajar mengasah soft skill maupun hard skill. Karena di Fatayat ini terdapat banyak bidang dan lembaga yang bisa menjadi wadah dan akan menaungi kemampuan dan minat para kader”, ucapnya.
Adapun pembukaan secara resmi, dilakukan oleh KH. Abdullah Mas’ud selaku Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Kota Tangerang Selatan. Sebelum membuka secara resmi, ia memberikan beberapa wejangan bagi para pengurus dan peserta yang hadir. ”Saya turut mengapresiasi program ketua PC Fatayat NU Tangsel yang mencanangkan penguatan kaderisasi menjadi program unggulan. Ini suatu langkah yang tepat karena tanpa kaderisasi maka organisasi perlahan akan hilang. Melalui kaderisasi maka para anggota akan lebih mengenal apa itu Fatayat dan apa itu NU, tidak hanya sekedar ikut-ikutan saja tanpa tahu arahnya kemana”, jelas Kyai yang sering disapa dengan Cak Ud tersebut.
Selanjutnya, ia juga menekankan untuk terus mengingat perjuangan para muassis NU dan Muassis Fatayat dalam setiap acara yang diadakan oleh Fatayat. Salah satunya dengan selalu melanggengkan pembacaan tawassul dan shalawat pada setiap sesi-sesi acara. Ia mengatakan ”Kaderisasi menautkan spirit perjuangan para muassis Fatayat dan muassis NU. Maka biasanya setiap pergantian sesi di acara NU selalu ada tawassulan terlebih dahulu. Jangan hanya pas terakhir. Tapi setiap pergantian materi harus selalu diselipkan ruh Fatihah untuk para muassis NU dan muassis Fatayat. Shalawat dan tawasul jangan sampai dihilangkan. Tawassul dan shalawat sebagai metode kaderisasi di banom NU yang berbeda dengan kaderisasi yang lain”, pesannya kepada seluruh pengurus yang mengatur acara.
KH. Abdullah Mas’ud juga memberikan apresiasi bagi para peserta yang telah aktif mau bergabung dengan Fatayat NU Kota Tangerang Selatan. ”Jadi usia Fatayat ini usia yang produktif dan banom yang cukup strategis. Menurut data BPS Tangsel, usia Fatayat populasinya kira-kira 400.000 orang, yaitu yang rentang usianya 20-45 tahun. Setelah lulus dari kaderisasi ini, para peserta harus bisa menggerakkan kader-kader yang ada di ranting-ranting”, pesannya.
”Dengan memperbanyak kader Fatayat, terdapat banyak keuntungan yang bisa di dapat, khususnya bagi NU itu sendiri. Pertama, karena usia para kader Fatayat adalah usia muda yang produktif. Kedua, karena fokusnya pada perempuan dan perlindungan anak. Sehingga dengan memaksimalkan keberadaan Fatayat, NU bisa merangkul dua orang sekaligus, yaitu anak dan ibunya. Hal ini bisa mengantarkan kepada keuntungan yang ketiga, yaitu dengan adanya ibu muda yang aktif di Fatayat, maka dia akan melakukan kaderisasi pada anaknya, mengenalkan NU pada anaknya dan kedepannya anak ini akan tahu tentang NU. Sehingga NU tidak perlu galau apabila kekurangan anggota atau kader di masa depan”, terang KH. Mas’ud memberikan harapan-harapannya.
Selain dihadiri oleh KH. Abdullah Mas’ud sebagai perwakilan dari PCNU Kota Tangerang Selatan, acara pembukaan LKD ini juga dihadiri oleh perwakilan Pimpinan Pusat, yaitu Sahabat Siti Mubayyanah dan Sahabat Dewi Chandra. Keduanya selanjutnya bertugas sebagai fasilitator dalam latihan yang akan berlangsung selama dua hari tersebut.
Oleh: Eva Marpu’ah